Informasi tempat wisata Candi, Kuliner, Pantai yang ada di Yogyakarta

Saturday 12 November 2016

Gejayan dan Moses Gatutkaca

Peristiwa Gejayan dan Moses Gatutkaca
Peristiwa Gejayan 8 Mei 1998
Jumat 8 Mei 1998 terjadi peristiwa bentrokan berdarah dalam demonstrasi menuntut reformasi dan Presiden Soeharto. Bentrokan ini berlangsung hingga malah hari. 
Peristiwa ini berawal dari unjuk rasa mahasiswa yang dilakukan beberapa Universitas di Yogyakarta pada tanggal 8 Mei 1998 Pukul 09.00 terjadi demonstrasi di kampus Institut Sains dan Teknologi Akprind serta diSekolah Tinggi Teknologi Nasional (STTNAS) Yogyakarta. Sementara di kampus Universitas Kristen Duta Wacana juga menyelenggarakan aksi keprihatinan yang berlangsung di Atrium UKDW. Pukul 13.00, sekitar 5000 mahasiswa Universitas Gajah Mada Yogyakarta melakukan demonstrasi di bundaran kampus UGM. Demonstrasi yang berlangsung dengan tertib tersebut menyampaikan pernyataaan keprihatinan mahasiswa atas kondisi perekonomian saat itu yang dilanda krisis moneter, penolakan Soeharto sebagai Presiden kembali, memprotes kenaikan harga-harga, dan mendesak untuk dilaksanakannya Reformasi.

Pada saat yang bersamaan siang itu, ratusan lainnya juga melakukan demonstrasi di halaman kampus Universitas Sanata DharmaYogyakarta dan kampus IKIP Negeri Yogyakarta yang lokasinya berseberangan. Menjelang sore hari mereka ingin bergerak menuju kampus UGM untuk menggabungkan diri melakukan unjuk rasa di sana. Ternyata aparat keamanan tidak mengizinkan dan berhadap-hadapan dengan mahasiswa yang bergabung dengan masyarakat.

Bentrokan meletus sekitar pukul 17.00. Ratusan petugas keamanan membubarkan secara paksa dengan melakukan penyerbuan yang dibuka oleh panser penyemprot air dan tembakan gas air mata terhadap pengunjuk rasa di depan Hotel Radisson ( Jogja Plaza Hotel ) yang terletak di pertigaan antara Jl. Gejayan dan Jl. Kolombo. Mahasiswa dan masyarakat melawan aparat dengan batu, petasan dan bahkan bom molotov pada sore itu di sekitar Jalan Gejayan, yang membentang dari perempatan Jalan Ring Road Utara hingga perempatan Jalan Adi Sutjipto dan Jalan Urip Sumoharjo. Tempat ini menjadi ajang pertarungan antara pengunjuk rasa dengan aparat yang mencegah mereka bergabung ke UGM.
Aparat secara membabi buta memukuli setiap orang yang ada di lokasi, termasuk pedagang kaki lima dan penduduk setempat. Selama bentrokan berlangsung aparat melakukan pengejaran terhadap mahasiswa hingga memasuki kompleks kampus Sanata Dharma dan IKIP Negeri, sejumlah fasilitas kampus rusak saat petugas memasuki kompleks kampus.

Ketegangan ini terus berlangsung hingga malam harinya. Suasana mencekam dan letusan senjata api masih terdengar hingga pukul 22.00. Sejumlah orang masih berlarian menyelamatkan diri, dan sebagian yang lain masih tertahan dalam kepungan polisi dan tentara. Massa yang terkepung ini diisolir secara ketat, dengan menutup jalan-jalan yang menuju lokasi. Pukul 00.15 WIb, sebuah kendaraan panser kembali menyerbu massa dengan menembakkan gas air mata. Massa mencoba membakar panser tersebut, tetapi gagal. Api hanya terlihat menyala sebentar, kemudian padam kembali.

Sekitar pukul 21.30 WIB, para mahasiswa sedang berada di posko PMI di Sanata Dharma, menyaksikan orang berlarian dikejar aparat keamanan dan mendengar suara orang mengaduh di lokasi yang berjarak sekitar 50 meter dari Posko PMI tersebut. Setengah jam kemudian, ketika suasana sudah tenang kembali, petugas PMI mendatangi lokasi orang mengaduh tadi, dan mendapati seseorang sedang sekarat di jalan. Ia tidak lagi bicara, tangannya patah menelikung ke belakang. Dan kepalanya sudah tak berbentuk. Dari telinga dan hidungnya darah segar terus menerus mengalir. Ketika dibawa ke rumah sakit Panti Rapih, ia tewas dalam perjalanan. Dari identitas di dalam dompetnya, diketahui ia adalah Moses Gatutkaca.

Sebagai bentuk penghormatan maka sejak tanggal 20 Mei 1998, Jalan Kolombo yang berada disebelah utara hotel Radisson (Jogja Plaza) ini diubah namanya menjadi jalan Moses Gatutkaca. Sedangkan jalan Gejayan berubah nama menjadi Jalan Affandi. Tentu apapun nama jalannya saat ini kita tentu takkan bisa melepaskan dengan sebutan nama Jalan Gejayan, bahkan masih banyak orang yang tidak tahu tentang proses berubahnya nama Jalan Gejayan menjadi Jalan Affandi beserta peristiwa sejarah yang telah terjadi di jalan tersebut.

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Gejayan dan Moses Gatutkaca

0 comments:

Post a Comment